CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2, Hasrat-Bispak16 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  doiku ini tidak jemu jenuhnya menarik dan menghinaku terkait Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu serta pasrah terima semuanya. Saya cuma dapat mengharap kami selekasnya hingga ke kelasku. Tetapi saat kami hingga sampai di muka pintu kelas, tau-tau saya terasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak bila ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak perlu ah… sekejap saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya sudah dech, tidak boleh lama-kelamaan ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama mengangkat tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang syak wasangka lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan model sedih, tetapi dia angkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku pula, lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2

Waktu saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya berasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya pilih satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang berada di dalam sini. Seusai saya tuntas buang air kecil dan mengatur busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung saat tau-tau ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang mempunyai arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada pada sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu dicabuli atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung area ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa ada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Nada ini membuatku merinding lantaran saya tahu ini suara Dedi. Saya tercenung sejenak, lalu saya mengusikk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, karena kalaupun saya menyebabkan kericuhan, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa usaha lihat mengarah Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, tetapi seusai tontonan itu selesai, saya takut Dedi tidak dapat membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya pikir bagaimana biar ini hari saya tidak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki biadab ini. Kemungkinan saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak ingin tertangkap pihak lain karena saya mendesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku karena saya kelamaan ada di toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu lihat masuknya seseorang cebol yang kukenali jadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya lebih kurang 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang makan di kantin. Tidak tahu apa yang diharapkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini saat lagi dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada pada tengah ruang ini. Saya gak mengetahui apa yang lagi dijalankannya, apa menanti seorang, atau dia memiliki rencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya termangu menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka geram. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan hampiri sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar kuat memandang suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin hasratku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya anyar sadar jika nyatanya saya  menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun tentu saya gak dapat melakukan perbuatan sejumlah macam dibanding nasibku jadi jadi kian jelek. Saya gak tahu apa yang bakal berlangsung padaku jika saya bikin kericuhan yang membuat sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadang-kadang halus, kadang-kadang kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku resah dan jantungku berdetak bertambah cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2

Saya gak berani menangkis karena saya takut tepisanku kemungkinan menyebabkan nada yang kemungkinan kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi terlampau kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk lihat fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat menjurus Cie Fifi. Rupanya dia sedang pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang nyata merupakan kepala sang cebol.

Biarpun jantungku berdetak kuat lihat itu seluruh, terasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat serta selalu berikan remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun jelas, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya untuk Dedi, tetapi saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada episode erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya memandang satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu tentu celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan muka seperti meredam sakit saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu tidak tahu tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau tengah memikat dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi beres.  Saya sudah terangsang, tidak tahu lantaran remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil sewaktu saya hampir gak dapat mengendalikan diriku buat mendesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, serta situasi jadi lebih susah buatku sewaktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya pun baru ketahui sekitaran dua minggu kemarin, bila bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi lantaran ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Tetapi saya tidak berani melakukan, selain saya takut kemunculanku di sini kedapatan oleh Cie Fifi serta khususnya sang cebol, saya tidak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku kian jelek.

Jadi saya cuma dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku jadi dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta meredam rintihanku. Saya cuma dapat pasrah biarkan Dedi melumat bibirku hingga ia senang.

Tetapi sewaktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini gak hingga sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tiada malu memerintah Cie Fifi secara langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali perhatikan mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Meskipun raut paras Cie Fifi nampak geram, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menyandar kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun masih menyangga di lantai.

Tanpa bercakap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu serta membeberkan rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol sudah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Entahlah mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu terheran memandang sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak pernah mengira Cie Fifi yang tiap hari dilihat demikian ramah serta enerjik, rupanya merendam kasus yang tidak selisih jauh denganku. Saya terasa haru pada Cie Fifi walau dari penuturan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun waktu ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya  pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Dan ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang teror Dedi dalam tempat tambal ban itu, dan hal tersebut membuatku was-was sebab selekasnya saya dapat memperoleh persoalan bila Dedi mengenal saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang mengenai sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana triknya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mendesah sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Rupanya sang cebol lagi semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggelinjang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan kecewa di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, serta dia cuma tersenyum senyuman, kelihatannya dia suka sehabis bikin ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya memikir ini saat yang cocok untuk memberikan niat dan alasanku pada Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEXY ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dimaki sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, kayaknya dia sedang memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas merosotkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya tercenung sesaat lihat penis itu udah ereksi, dan sewaktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pula dengar rayuan porno Dedi. Namun saya tidak pengen menghabiskan waktu, saya lekas mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengeluh, serta sewaktu saya melirik mengarah mereka, saya menyaksikan sang cebol sedang menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya banyak pejantan yang pernah menyetubuhiku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, tetapi gak hingga sampai melenguh seperti misalnya wanita yang tengah alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pula seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama