CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2, Hasrat-Bispak16 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tidak ingin menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya justru tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan pembicaraan saya telah tidak teratasi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu lebih nikmat di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu hal yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya mengerti itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, seusai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan tidak diduga saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum mengetahui banyak perihal tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi gak dapat muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu pengen kumasuki."


Ini kali Juragan tak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, jadi lama lebih kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga gak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha memohon Juragan tidak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Terbayang ingatan begitu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran dan mohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah nampaknya saya. Muka saya nyata nampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya suka ndengar suaramu bila dientot… mbikin makin gairah. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak kalaupun sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu jika kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya banyak hati nikmat sebab dientot Juragan. Namun tidak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah suka nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta selanjutnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali busananya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup dapat juga ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu pengen, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga akhirnya kapabilitas saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, cakepg saya sudah pasti nggak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur dan menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan lagi duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi cocok berantakan berikut. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, rupanya ibu pemilik sewa kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya hendaknya sendu atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang berlangsung jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sudah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya penting uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya ke lelaki. Saya ketahui ini gak betul, dan semestinya saya stop, tetapi rayuan duwit terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga dikenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya berikan senyuman manis dan saya bisikkan harga saya jika ia pengen.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada pada sana, hanya ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dikontrak karena terletak begitu ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru kali pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja sesuai ini lebih ringan memperoleh duit. Saya pula tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Dan selanjutnya, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian mempunyai pengalaman selaku lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Serta saya lantas jadi kian dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya sampai tahu soal rumah tangga mereka. Saya mengerti beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya  berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Contohnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun lambat-laun kebiasa juga.  Saya pun jadi semakin tahu dengan Juragan. Wanita yang berada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sampai kini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, pas muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seorang penari juga.  Hanya kala itu Juragan belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu  simpanan seseorang camat. Juragan cuman dapat tonton dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya pula Juragan terus meminta saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta puas kalaupun dapat buat Juragan puas. Kian hari saya tambah terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pelepasan gairah lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya terus mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih juga melakukan cuma karena duwit. Lama-lama saya tambah genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

Telah tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya juga kian berani. Selanjutnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya lantas hamil… Lumrah, bila ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya terus melacur meski perut saya menjadi membesar. Dan saya  lagi hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, dan beliau terlihat cukup risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada semuanya konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Karena kemungkinan setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian gantenggnya risau. Rasanya saya pengin membikin beliau gak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi masih tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Tentunya ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan omong itu seluruhnya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun bukan dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu tidak perlu sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama